BAB III
III. KELAS MAYA
A. Deskripsi
Pembelajaran dengan memanfaatkan kelas maya (cyber class) merupakan
sebuah upaya untuk mendorong pembelajaran yang dilaksanakan kapan saja
dan dimana saja. Pembelajaran dalam kelas maya bukanlah menggantikan
pembelajaran tatap muka yang dilaksanakan bersama guru Anda di kelas, tetapi
dengan memanfaatkan kelas maya Anda akan mendapatkan tambahan atau
pengayaan (enrichment) materi yang akan melengkapi pembelajaran
konvensional. Dengan model pembelajaran seperti ini, Anda akan didorong untuk
lebih aktif dan kreatif. Aktif dan kreatif mengandung pengertian bahwa dalam
kelas maya Anda diharapkan untuk mencari, membaca, dan memahami materi
dari berbagai sumber belajar digital, disamping untuk menyimpulkan, mencipta,
dan berbagi baik pengetahuan yang telah Anda dapatkan maupun hasil
karyayang telah Anda buat kepada kawan-kawan Anda. Anda juga diharapkan
mampu untuk berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompok secara virtual.
Kegiatan Belajar 10: Menerapkan Pengetahuan Tentang Keikutsertaan Dalam
Pembelajaran Melalui Kelas Maya – Pemanfaatan Kelas Maya.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, Anda mampu
menjelaskan pemanfaatan kelas maya,
mengidentifikasi jenis – jenis perangkat lunak pendukung kelas maya,
menyebutkan fitur-fitur Social Learning Networks (SLNs),
menjelaskan Edmodo sebagai Social Learning Networks (SLNs),
menjelaskan Edmodo framework.
C. Uraian Materi
1. Pemanfaatan e-learning
Dalam pembelajaran, teknologi dapat dimanfaatkan untuk memperluas
jangkauan pembelajaran, meningkatkan kecepatan belajar, dan meningkatkan
efisiensi pembelajaran. Oleh karena itulah, pemanfaatan teknologi dalam
132
pembelajaran merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Ada enam potensi kunci
dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam rangka
revolusi pembelajaran.
a. Konektivitas - akses terhadap beraneka ragam informasi ‘tersedia’ dalam
skala global.
Selama Anda memanfaatkan koneksi internet, Anda akan mendapatkan
informasi apapun yang tersedia dalam world wide web (www). Dalam mencari
informasi, Anda juga tidak akan merasa kesulitan berkat bantuan mesin pencari
seperti Google atau Bing.
b. Fleksibilitas–belajar dapat dilaksanakan di mana saja dan kapan saja
Dengan cara belajar yang terjadwal dalam kelas yang Anda laksanakan selama
ini (kelas konvensional), guru adalah sumber belajar utama bagi Anda. Akan
tetapi dengan kelas konvensional yang diperkaya dengan TIK, Anda memiliki
kebebasan dalam menentukan waktu yang tepat kapan Anda belajar dan tempat
Anda belajar, selama Anda dapat menggunakan komputer dan mengakses
internet.
c. Interaksi – evaluasi belajar dapat dilaksanakan seketika dan mandiri
Dengan memanfaatkan TIK, Anda dapat mengerjakan tugas, menjawab
pertanyaan, maupun mengerjakan ujian dimanapun dan kapanpun Anda
inginkan. Dalam beberapa model ujian, Anda juga dimungkinkan untuk
mendapatkan hasil penilaian maupun umpan balik secara otomatis, sehingga
Anda tidak perlu menunggu lama untuk mengetahui hasil penilaian ujian Anda.
d. Kolaborasi – penggunaan perangkat diskusi dapat mendukung
pembelajaran kolaborasi di luar ruang kelas
Dengan memanfaatkan internet, Anda telah berada dalam sebuah jaringan yang
luas. Oleh karena itu, dengan memanfaatkan perangkat diskusi melalui internet,
Anda dapat berkomunikasi, berdiskusi, bertukar pendapat, baik mengenai
sebuah ide, permasalahan, maupun solusidengan rekan atau guru Anda.
Dengan perangkat ini Anda juga dapat membuat kelompok belajar. Dalam
kelompok ini Anda akan dapat berbagi ide maupun sumber belajar antarteman.
133
e. Peluang pengembangan– konten digital dapat terus-menerus
dikembangkan sehingga dapatmemperkaya pembelajaran dalam kelas
konvensional
Dalam kelas konvensional, Anda dan guru harus berada dalam ruangan yang
sama. Akan tetapi dengan memanfaatkan TIK, guru Anda dapat memberikan
instruksi dari tempat tertentu dan Anda tetap dapat mengikuti instruksi guru Anda
tersebut walaupun Anda berada di tempat yang berbeda.
f. Motivasi– multimedia dapat membuat pembelajaran lebih menarik.
Dengan TIK, Anda akan mendapatkan berbagai sumber belajar. Salah satu
sumber belajar tersebut adalah video atau animasi yang menjelaskan konsep
atau peristiwa tertentu. Dengan bantuan media ini, Anda akan mendapatkan
ilustrasi/gambaran yang lebih nyata dan dapat meningkatkan minat Anda dalam
belajar.
Lingkungan belajar yang mewadahi peran teknologi informasi untuk mendukung
proses pembelajaran inilah yang disebut dengan e-learning. Derek Stockley
(2003) mendefinisikan e-learning sebagai penyampaian program pembelajaran,
pelatihan, atau pendidikan dengan menggunakan sarana elektronik. Senada
dengan Stockley, dalam bukunya E-Learning – A Guidebook of Principles,
Procedures, and Practices, Som Naidu (2006) mendefinisikan e-learning sebagai
penggunaan secara sengaja jaringan TIK dalam proses belajar mengajar. Selain
e-learning, beberapa istilah juga digunakan untuk mendefinisikan model belajar
mengajar tersebut yaitu online learning, virtual learning, maupun network atau
web-based learning. Oleh karena itu, Anda tidak perlu bingung terhadap
penggunaan berbagai istilah tersebut.
E-learning dapat diselenggarakan dengan berbagai model (Rashty,1999).
a. Model Adjunct
Dalam model ini e-learning digunakan untuk menunjang sistem pembelajaran
tatap muka di kelas. Model ini dapat dikatakan sebagai model tradisional plus
karena keberadaan e-learning hanya sebagai pengayaan atau tambahan saja.
b. Model Mixed/Blended
Model ini menempatkan e-learning menjadi bagian tidak terpisahkan dari
pembelajaran. Misalnya pembelajaran teori dilaksanakan secara daring,
sedangkan pembelajaran praktik dilaksanakan secara tatap muka. Akan tetapi,
134
Bersin (2004) berpendapat bahwa model blended learning merupakan gabungan
dari model adjunct dan mixed, sehingga sedikit atau banyak porsi dari e-learning,
dalam pembelajaran tatap muka, seluruh proses tersebut merupakan blended
learning.
c. Model Daring Penuh/Fully Online
Dalam model ini e-learning digunakan untuk seluruh proses pembelajaran mulai
dari penyampaian bahan belajar, interaksi pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran. Salah satu contoh model ini adalah open course ware yang
dikelola oleh Massachusetts Institut of Technology (MIT) di laman
http://ocw.mit.edu/index.htm, online courseedx dengan berbagai pembelajaran
daring yang ditawarkan oleh berbagai universitas di dunia pada
https://www.edx.org/, pembelajaran daring (online course) yang dipelopori oleh
Universitas Harvard, Coursera di laman https://www.coursera.org/ , atau online
course iversity yang dikelola oleh berbagai universitas di Jerman di laman
https://iversity.org/.
Dengan kata lain,e-learning dapat berfungsi sebagai :
a. tambahan/pengayaan pembelajaran (supplement),
b. pengganti sebagian pembelajaran (complement), atau
c. pengganti seluruh pembelajaran (replacement)
sesuai Gambar III.1. E-learning
yang dimaksud dalam konteks Simulasi Digital pada SMK adalah e-learning
sebagai supplement.
Gambar III-1: Fungsi E-learning dalam Pembelajaran
Dalam pembelajaran yang memanfaatkan e-learning dibutuhkan berbagai
komponen pendukung, yaitu:
135
a. Perangkat keras (hardware): komputer, laptop, netbook, maupun tablet.
b. Perangkat lunak (software): Learning Management System (LMS), Learning
Content Management System (LCMS), Social Learning Network (SLN).
c. Infrastruktur: Jaringan intranet maupun internet.
d. Konten pembelajaran.
e. Strategi interaksi/komunikasi pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran.
Gambar III-2: Komponen pendukung E-learning
Comments
Post a Comment
Terus berjuang untuk meraih kesuksesan baik itu di dunia maupun di akhirat.